Sejumlah pelaku usaha pariwisata di bidang penyedia jasa akomodasi (Homestay) dilatih manajemen homestay. “Penggemblengan” dilaksanakan di Sentra Kuliner Sail Milenial, Juanga, Morotai Selatan (01/10/2020).
Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini menghadirkan pemateri dari akademisi Jurusan Usaha Jasa Perjalanan Pariwisata, Universitas Khairun Ternate, Betly Taghulihi, SE.Par, M.Par. Bersamanya, ada praktisi pariwisata, Deki Wui (General Manager Marahai Villa). Kepala Dinas Pariwisata Morotai, Ida R.A. Arsyad turut memberi materi terkait Arah Kebijakan Pengembangan Pariwisata Morotai.
Menurut laporan Ketua Panitia, Muksin Suleman, Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, bahwa tujuan dari kegiatan pelatihan Manajemen Homestay untuk meningkatkan kualitas destinasi dan daya saing kepariwisataan daerah, untuk meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas masyarakat lokal serta perluasan kerja di bidang pariwisata di Kabupaten Pulau Morotai.
“Kegiatan yang diikuti oleh 40 pelaku usaha homestay ini dilaksanakan selama 4 hari dengan kosep 50 persen materi tatap muka dan 50 persen praktek lapangan di sejumlah homestay” jelas Muksin. Lanjutnnya, “kegiatan ini dibiayai APBD Kabupaten Pulau Morotai melalui Dana Alokasi Khusus Kementerian Pariwisata tahun 2020”.
Agar kegiatan berjalan aman di tengah pandemi, “Pelaksaaan kegiatan ini kita mengacu pada Juknis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan; memakai masker, cuci tangan, serta menjaga jarak” unggkap Muksin.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pulau Morotai, M. Ma’ruf Kharie. Sekda menjelaskan, meskipun saat ini dalam situasi pandemi, namun pengelola dan pemilik Homestay tidak perlu berkecil hati—harus berinovasi—menangkap setiap momentum untuk mendatangkan wisatawan.
“Pelatihan manajemen homestay merupakan salah satu strategi untuk menggalakkan pariwisata berbasis masyarakat agar berperan aktif dengan menyediakan rumah tinggal untuk disewakan kepada wisatawan” jelas Sekda.
Sungguhpun demikian, Sekda mengakui, selama pandemi Covid-19, konektifitas sektor pariwisata terputus karena sejak bulan Maret hingga kini belum ada penerbangan yang masuk maupun keluar dari Morotai.
Sekda pun menaruh harapan besar agar pelatihan manajemen homestay mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola Homestay yang telah dimiliki. Manakala kurva kasus SARS-Cov-2 melandai, dan wisatawan mulai berkunjung ke Morotai, para pengelola homestay sudah siap menerima tamu.
Sementara itu, dalam paparan materi yang disampaikan kepala Dinas Pariwisata Ida. R.A Arsyad menyentil dampak Covid-19 terhadap Pariwisata Morotai. Menurutnya, sejumlah kebijakan telah dilaksankan oleh Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai untuk meminimalisir dampak Covid-19.
“Untuk sektor Pariwisata memang kita akui terdampak Covid-19, namun dengan adanya kebijakan (pemberdayaan industri hospitality-ed) yang diambil Pak Bupati dan Wakil Bupati kita dapat memanilisir dampak Covid-19” ungkapnya.
Ida yang juga pernah menjabat sebagai Asisten III Bidang Ekonomi dan Kesejahteran ini berharap agar para pengelola homestay benar-benar mampu mengaplikasikan materi yang diberikan dalam pelatihan sehingga standar pelayanan di homemestay dapat meningakatkan kunjungan wisatawan.
Morotai Dikenal banyak memiliki potensi wisata. Salah satunya adalah air terjun Raja. Terletak di desa Raja Kecamatan Morotai Selatan Barat. Potensi wisata yang satu ini punya keunikan tersendiri. Seperti apa pesona alam di Air Terjun Raja? Yuk, ikuti perjalan wisata Morotai Post.
Morotai Dikenal banyak memiliki potensi wisata. Salah satunya adalah air terjun Raja. Terletak di desa Raja Kecamatan Morotai Selatan Barat. Potensi wisata yang satu ini punya keunikan tersendiri. Seperti apa pesona alam di Air Terjun Raja? Yuk, ikuti perjalan wisata Morotai Post.