
Morotai – Salah satu Koleksi kerangka dan tengkorak
yang tersimpan di Museum perang dunia II Morotai di duga sebagai tentara jepang
yang gugur pada peridoe 1945. Hal ini terungkap dalam pertemuan antara tim Asosiasi
Jepang untuk Pemulihan dan Pemulangan Korban Perang (JARRWC) dengan Wakil
Bupati Pulau Morotai Rio Cristian Pawane bertempat di Lantai 2 kantor Pupati
Pulau Morotai Jumat (26/09/25).
Dalam kunjungan tersebut delegasi Jepang terdiri dari
Fumihiko Matsumoto, Ketua tim dari Japan Association for Recovery and
Repatriation of War Casualties (JARRWC), Masahiro Okamoto dan Yoshimune Arai
selaku anggota JARRWC, Ken Miyashita dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja,
dan Kesejahteraan Jepang, serta Masashi Tetsuhashi, perwakilan Kedutaan Besar
Jepang untuk Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, delegasi Jepang memaparkan
maksud kunjungan mereka, yakni melakukan pemetaan lokasi keberadaan sisa-sisa
kerangka prajurit Jepang yang gugur di Pulau Morotai semasa Perang Dunia II.
Misi ini merupakan bagian dari program resmi Pemerintah Jepang dan keputusan
parlemen untuk mengembalikan jenazah para prajurit kepada keluarga mereka di
Jepang.
Fumihiko Matsumoto, melalui penerjemahnya Helmi
Nonaka, menyampaikan bahwa misi ini merupakan misi kemanusiaan. “Maksud
kedatangan kami adalah melakukan pemetaan dan survei untuk menemukan sebanyak
mungkin titik lokasi kerangka tentara jepang yang gugur di Morotai,” jelas
Matsumoto.
Senada Masashi Tetsuhashi perwakilan dari kedutaan
besar Jepang mengungkapkan bahwa kunjungan ke Morotai ini pihaknya hanya
sebatas melaukuan survei lokasi kerangka tentara jepang yang gugur di Morotai.
Pihaknya belum memulangkan kerangka yang ditemukan, sebab belum memiliki kerja
sama dengan pemerintah Indonesia. Tetsuhashi mengakui pihaknya memiliki 28
titik lokasi peninggalan kerangka tentara jepang, salah satunya menjadi koleksi
Museum Perang Dunia 2.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Pulau Morotai Rio
Cristian Pawane menyatakan dukungan penuh terhadap misi JARRWC dan Pemerintah
Jepang, serta mendorong kerja sama lebih lanjut antara Indonesia dan Jepang,
terutama dalam pengembangan sektor pariwisata sejarah dan budaya di Morotai.
"Saya mendorong kerja sama Indonesia dan Jepang
seperti pembuatan film dokumenter, hal ini dapat mendukung promosi sektor
pariwisata, khususnya wisata sejarah dan budaya. Morotai memiliki nilai sejarah
yang sangat penting, dan misi ini bisa menjadi langkah awal untuk menjadikan
sejarah tersebut sebagai daya tarik wisata berkelas internasional," ujar
Rio Pawane.
Pulau Morotai sendiri dikenal sebagai lokasi strategis
dalam Perang Pasifik pada masa Perang Dunia II, di mana menjadi basis penting
pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur. Pulau ini sempat
dikuasai oleh Jepang sebelum akhirnya menjadi titik kunci dalam kampanye
militer Sekutu menuju Filipina dan Asia Tenggara.
Pemerintah Kabupaten Morotai berharap, kerja sama
dengan Pemerintah Jepang dalam misi kemanusiaan ini juga dapat membuka peluang
kerja sama di sektor lainnya, terutama di bidang pariwisata, budaya, dan
pendidikan. (kbg)