
Pulau Rao, Morotai – Semarak perayaan di Kecamatan Pulau Rao, Kabupaten Pulau Morotai, mewarnai bulan Juli- Agustus 2025 melalui dua kegiatan besar yang digagas oleh Tim Mahasiswa KKN-PPM UGM Kita Morotai. Dua agenda tersebut adalah Saminyamau Football Fest 2025 dan Festival Budaya Rao Rayo 2025, yang keduanya berhasil memadukan olahraga, seni, budaya, dan ekonomi kreatif dalam satu bingkai kebersamaan masyarakat.
Pelaksanaan
Saminyamau Football Fest 2025 berlangsung pada 23–28 Juli 2025 di Lapangan Desa
Saminyamau dengan melibatkan seluruh desa di Kecamatan Pulau Rao. Fariz,
mahasiswa S-1 Teknik Geodesi UGM sekaligus pengurus kegiatan, mengungkapkan
bahwa turnamen ini bertujuan menggali potensi sepak bola di Pulau Rao sekaligus
menghidupkan semangat sportivitas antar-desa.
“Antusiasme
masyarakat sangat luar biasa. Setiap desa mengirim tim terbaiknya, baik putra
maupun putri, dan para pendukung turut memadati lapangan setiap pertandingan.
Bahkan, turnamen ini juga menarik perhatian desa-desa di luar Kecamatan Pulau
Rao,” ujar Fariz.
Kepala Desa Saminyamau, Mangamis Tarumere, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, pertandingan ini memberikan dampak positif tidak hanya pada masyarakat Desa Saminyamau, tetapi juga desa-desa sekitar. “Kami berterima kasih kepada mahasiswa KKN-PPM UGM yang telah menghadirkan turnamen ini. Semoga menjadi awal yang baik untuk mengembangkan bakat pemuda di bidang olahraga,” katanya.
Tak
berhenti pada olahraga, mahasiswa KKN-PPM UGM Kita Morotai juga berkolaborasi
dengan pemerintah kecamatan dan lima desa di Pulau Rao: Posi-Posi, Aru Burung,
Saminyamau, Loumadoro, dan Leo-Leo, untuk menggelar Festival Budaya Rao Rayo
2025. Acara ini digelar dalam rangka menyambut HUT ke-80 Republik Indonesia dan
menjadi wadah pelestarian tradisi sekaligus pengembangan potensi pariwisata
berbasis masyarakat.
Festival
dibuka secara resmi oleh Camat Pulau Rao, Sherly Tamaderage, yang mewakili
Bupati Morotai. Dalam sambutannya, Sherly menekankan pentingnya sinergi
pemerintah dan masyarakat dalam memajukan potensi budaya dan ekonomi kreatif
Pulau Rao.
Berbagai
pertunjukan seni seperti Cakalele, Masamper, Tide-Tide, dan Bambu Tada
meramaikan festival ini, ditambah lomba tari, lomba memancing, dan lomba dayung
yang melibatkan partisipasi luas masyarakat. Parade Budaya dengan 100 peserta
dari lima desa menjadi puncak acara, menampilkan busana adat dan tarian
tradisional yang memukau pengunjung.
Malam
puncak Festival Rao Rayo turut menghadirkan penampilan Sanggar Sura, salah satu
program unggulan mahasiswa KKN yang berfokus pada pengembangan bakat seni
generasi muda. Kepala Desa Posi-Posi, Junsman, menyebut bahwa festival ini
bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana edukasi budaya bagi masyarakat
setempat.
Ketua Pengcab Kagama Morotai, Alfatah Sibua, menilai kegiatan ini sebagai peluang strategis menjadikan Pulau Rao sebagai destinasi wisata budaya. “Festival Rao Rayo 2025 membuktikan bahwa masyarakat lokal mampu menjadi aktor utama dalam pelestarian tradisi sekaligus penggerak ekonomi kreatif,” ujarnya.
Dua
agenda besar ini yaitu Saminyamau Football Fest 2025 dan Festival Budaya Rao
Rayo 2025, menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi mahasiswa, pemerintah, dan
masyarakat mampu menghadirkan kegiatan berskala besar dengan dampak sosial dan
ekonomi yang signifikan. Ke depan, kegiatan serupa diharapkan menjadi agenda
tahunan untuk memperkuat identitas budaya Pulau Rao sekaligus mendukung promosi
wisata Kabupaten Pulau Morotai.